200 Soal SKB Dosen Kemenag + Pembahasan CPNS PPPK 2025

200-Soal-SKB-Dosen-Kemenag-Pembahasan-CPNS-PPPK-2025

Dosen Kemenag adalah jabatan yang berperan dalam mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Tugas utama dalam posisi ini mencakup pengembangan keilmuan berbasis nilai-nilai keagamaan, pembimbingan akademik mahasiswa, serta kontribusi dalam penguatan wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan tinggi.

Selain itu, seorang Dosen Kemenag juga bertanggung jawab dalam menyusun kurikulum yang selaras dengan kebijakan pendidikan Islam, melakukan penelitian untuk pengembangan keilmuan, serta menjalankan pengabdian kepada masyarakat. Pada jenjang ini, dosen bekerja dengan bimbingan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sementara di tingkat yang lebih tinggi, perannya meluas hingga pengelolaan akademik dan perumusan kebijakan pendidikan di perguruan tinggi keagamaan.

Kisi-Kisi Soal SKB Dosen Kemenag CPNS PPPK

Kisi-Kisi Soal SKB Dosen Kemenag CPNS PPPK

Kisi-kisi soal SKB Dosen Kemenag CPNS PPPK membantu calon peserta memahami materi yang diujikan dalam seleksi. Berikut adalah kisi-kisi soal SKB Dosen Kemenag yang dapat dijadikan acuan dalam menghadapi seleksi.

  • Kebijakan dan Regulasi Pendidikan Tinggi
    Memahami peraturan terkait pendidikan tinggi, seperti Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, serta kebijakan internal Kemenag terkait pendidikan Islam dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
  • Filsafat dan Landasan Pendidikan Islam
    Pemahaman konsep dasar pendidikan Islam, filsafat pendidikan Islam, serta relevansinya dalam pengajaran di lingkungan perguruan tinggi Kemenag.
  • Metodologi Pengajaran dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
    Teknik pengajaran yang efektif, seperti Student-Centered Learning (SCL), Blended Learning, serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS).
  • Penyusunan Kurikulum dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
    Prinsip pengembangan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), serta implementasi Outcome-Based Education (OBE).
  • Penelitian dan Publikasi Ilmiah
    Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam bidang akademik, teknik penulisan karya ilmiah, serta publikasi di jurnal nasional dan internasional bereputasi seperti SINTA dan Scopus.
  • Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
    Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, metode pengabdian berbasis riset, serta penerapan ilmu keislaman dalam pemberdayaan masyarakat.
  • Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran
    Teknik penilaian hasil belajar mahasiswa, pengembangan instrumen asesmen yang valid dan reliabel, serta penggunaan Assessment for Learning (AfL) dan Assessment of Learning (AoL).
  • Integrasi Keilmuan dan Islamisasi Ilmu
    Konsep integrasi ilmu agama dan ilmu umum dalam perspektif Islam, serta pendekatan Islamisasi ilmu pengetahuan dalam lingkungan akademik PTKIN.
  • Teknologi dalam Pembelajaran
    Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran seperti E-learning, MOOC, Virtual Reality (VR) dalam pendidikan, serta inovasi media pembelajaran berbasis digital.
  • Etika dan Profesionalisme Dosen
    Kode etik dosen, regulasi terkait jabatan akademik, hak dan kewajiban dosen ASN, serta standar kompetensi dosen sesuai Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Contoh Soal SKB Dosen Kemenag untuk CPNS PPPK

Contoh Soal SKB Dosen Kemenag untuk CPNS PPPK

Contoh soal SKB Dosen Kemenag untuk CPNS PPPK membantu calon peserta memahami pola dan jenis soal yang akan diujikan dalam seleksi. Dengan mempelajari contoh soal ini, peserta dapat mengasah pemahaman dan meningkatkan kesiapan menghadapi ujian.

1. Dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menetapkan standar yang harus dipatuhi oleh setiap perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan akademik. Salah satu regulasi utama yang mengatur pendidikan tinggi adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang mencakup berbagai aspek, mulai dari kelembagaan, kurikulum, hingga sistem akreditasi. Berdasarkan UU tersebut, apa yang menjadi tujuan utama dari pendidikan tinggi di Indonesia?

A. Mencetak lulusan yang memiliki keterampilan teknis untuk memenuhi kebutuhan industri tanpa memperhatikan aspek akademik dan keilmuan.
B. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan profesional serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk kemajuan bangsa.
C. Menyediakan pendidikan yang hanya berorientasi pada kebutuhan global tanpa mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan kebangsaan Indonesia.
D. Mengedepankan aspek keagamaan dalam seluruh kurikulum tanpa memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
E. Menjadikan perguruan tinggi sebagai lembaga komersial yang bertujuan mencari keuntungan melalui pendidikan tinggi.

Jawaban: B. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan profesional serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk kemajuan bangsa.

Pembahasan: Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pendidikan tinggi bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, pendidikan tinggi juga harus menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan profesional serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk kemajuan bangsa.

2. Standar Nasional Pendidikan Tinggi di Indonesia diatur dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020, yang mencakup standar kompetensi lulusan, isi pembelajaran, proses pembelajaran, serta standar penilaian pendidikan. Dalam konteks ini, bagaimana sistem pembelajaran yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang telah ditetapkan?

A. Sistem pembelajaran harus berbasis teori sepenuhnya, tanpa memperhitungkan aspek praktis atau keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
B. Perguruan tinggi diberikan kebebasan penuh dalam menentukan metode pembelajaran tanpa perlu mengacu pada standar nasional.
C. Pendidikan tinggi harus mengadopsi pendekatan berbasis luaran (Outcome-Based Education/OBE) yang memastikan lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
D. Sistem pembelajaran di perguruan tinggi hanya boleh dilakukan secara luring dan tidak boleh menggunakan teknologi digital.
E. Kurikulum pendidikan tinggi harus tetap berpegang pada metode pengajaran tradisional yang sudah ada sejak dulu tanpa adanya inovasi atau adaptasi dengan perkembangan zaman.

Jawaban: C. Pendidikan tinggi harus mengadopsi pendekatan berbasis luaran (Outcome-Based Education/OBE) yang memastikan lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Pembahasan: Permendikbud No. 3 Tahun 2020 mengamanatkan bahwa pendidikan tinggi harus menggunakan pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang berorientasi pada hasil belajar yang jelas dan terukur. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat. OBE juga menekankan pembelajaran aktif, inovatif, dan berbasis teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

3. Filsafat pendidikan Islam berperan penting dalam membentuk sistem pendidikan berbasis nilai-nilai Islam di perguruan tinggi keagamaan. Salah satu konsep utama dalam filsafat pendidikan Islam adalah konsep ilmu dalam Islam, yang mengajarkan bahwa ilmu harus seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum. Dalam konteks ini, bagaimana pendekatan filsafat pendidikan Islam dalam mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum di perguruan tinggi Kemenag?

A. Memisahkan ilmu agama dan ilmu umum secara tegas, di mana ilmu agama hanya diajarkan di fakultas keislaman dan ilmu umum diajarkan di fakultas lain.
B. Menerapkan pendekatan integratif, di mana ilmu agama dan ilmu umum dipadukan dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga menghasilkan pemahaman yang holistik.
C. Mengutamakan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan tinggi dan menjadikan ilmu agama sebagai mata kuliah tambahan yang tidak wajib.
D. Menghapus ilmu umum dari kurikulum perguruan tinggi keagamaan dan hanya fokus pada ilmu agama.
E. Membebaskan setiap mahasiswa untuk memilih apakah ingin mempelajari ilmu agama atau ilmu umum tanpa adanya integrasi dalam kurikulum.

Jawaban: B. Menerapkan pendekatan integratif, di mana ilmu agama dan ilmu umum dipadukan dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga menghasilkan pemahaman yang holistik.

Pembahasan: Filsafat pendidikan Islam menekankan pentingnya pendekatan integratif, di mana ilmu agama dan ilmu umum saling melengkapi dan tidak boleh dipisahkan. Konsep ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang komprehensif tentang ilmu pengetahuan, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Pendekatan ini juga sejalan dengan misi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam membentuk lulusan yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan akhlak.

4. Salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan tinggi Islam adalah pengembangan kurikulum berbasis nilai-nilai Islam, yang harus tetap relevan dengan perkembangan zaman. Dalam upaya pengembangan kurikulum ini, prinsip utama yang harus diterapkan oleh perguruan tinggi keagamaan dalam menyusun kurikulumnya adalah

A. Memasukkan seluruh aspek keagamaan dalam setiap mata kuliah, termasuk dalam mata kuliah sains dan teknologi, tanpa mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
B. Menerapkan pendekatan Islamisasi ilmu pengetahuan, di mana ilmu pengetahuan umum dikaji dalam perspektif Islam tanpa mengabaikan metode ilmiah.
C. Menggunakan kurikulum berbasis metode tradisional tanpa adanya inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran.
D. Menjauhkan kurikulum pendidikan Islam dari sains dan teknologi karena dianggap tidak relevan dengan ajaran agama.
E. Mengadopsi kurikulum pendidikan dari negara lain tanpa melakukan adaptasi dengan nilai-nilai Islam.

Jawaban: B. Menerapkan pendekatan Islamisasi ilmu pengetahuan, di mana ilmu pengetahuan umum dikaji dalam perspektif Islam tanpa mengabaikan metode ilmiah.

Pembahasan: Pendekatan Islamisasi ilmu pengetahuan menekankan bahwa ilmu umum tetap dikaji berdasarkan metode ilmiah, tetapi dengan mempertimbangkan nilai-nilai Islam sebagai landasan moral dan etika. Hal ini bertujuan untuk mengharmoniskan ilmu pengetahuan dengan ajaran Islam, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih utuh dan sesuai dengan kebutuhan umat.

5. Dalam sistem pembelajaran di perguruan tinggi, pendekatan Student-Centered Learning (SCL) semakin diutamakan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa mahasiswa harus aktif dalam memperoleh pengetahuan, sementara dosen berperan sebagai fasilitator. Manakah strategi pengajaran yang paling sesuai dengan prinsip Student-Centered Learning (SCL)?

A. Dosen memberikan kuliah secara ceramah sepanjang pertemuan, sementara mahasiswa hanya mencatat dan mendengarkan tanpa ada diskusi.
B. Mahasiswa diberikan tugas proyek berbasis Problem-Based Learning (PBL) untuk memecahkan permasalahan nyata dengan bimbingan dosen.
C. Penilaian hanya dilakukan berdasarkan ujian tertulis tanpa mempertimbangkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran.
D. Mahasiswa mengikuti perkuliahan secara pasif tanpa diberi kesempatan untuk berpikir kritis atau berkolaborasi dengan teman-temannya.
E. Semua keputusan pembelajaran sepenuhnya ditentukan oleh dosen tanpa memperhatikan kebutuhan dan minat mahasiswa.

Jawaban: B. Mahasiswa diberikan tugas proyek berbasis Problem-Based Learning (PBL) untuk memecahkan permasalahan nyata dengan bimbingan dosen.

Pembahasan: Student-Centered Learning (SCL) merupakan pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang sesuai dengan pendekatan ini adalah Problem-Based Learning (PBL), di mana mahasiswa diberikan tugas untuk menyelesaikan permasalahan nyata melalui diskusi, kolaborasi, dan eksplorasi konsep. Dosen berperan sebagai fasilitator yang membimbing mahasiswa dalam menemukan solusi.

6. Blended Learning merupakan metode pengajaran yang mengombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Metode ini semakin banyak digunakan di perguruan tinggi karena fleksibilitasnya dalam memberikan pengalaman belajar yang lebih dinamis. Apa manfaat utama dari penerapan Blended Learning dalam pendidikan tinggi?

A. Mengurangi peran mahasiswa dalam pembelajaran sehingga mereka tidak perlu berpartisipasi aktif dalam diskusi.
B. Membatasi akses mahasiswa terhadap sumber belajar karena materi hanya dapat diakses secara daring.
C. Memberikan fleksibilitas dalam waktu dan tempat belajar, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi sesuai dengan kebutuhan mereka.
D. Menghilangkan interaksi langsung antara mahasiswa dan dosen sehingga mengurangi keterlibatan dalam diskusi kelas.
E. Mengharuskan mahasiswa untuk belajar mandiri tanpa adanya bimbingan dari dosen dalam memahami materi.

Jawaban: C. Memberikan fleksibilitas dalam waktu dan tempat belajar, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pembahasan: Blended Learning memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan lebih fleksibel, karena mereka dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja. Pendekatan ini mengombinasikan keunggulan pembelajaran daring, seperti penggunaan Learning Management System (LMS), dengan interaksi langsung dalam perkuliahan tatap muka. Dengan demikian, mahasiswa tetap dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas sekaligus memiliki kendali lebih dalam proses belajar mereka.

7. Dalam menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS), seorang dosen harus memastikan bahwa materi yang diajarkan sejalan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Apa aspek utama yang harus diperhatikan dalam menyusun RPS berdasarkan KKNI?

A. RPS harus berisi tujuan pembelajaran yang jelas, metode pembelajaran yang sesuai, serta penilaian yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan.
B. RPS hanya perlu mencantumkan daftar materi kuliah tanpa menjelaskan metode pembelajaran atau asesmen yang akan digunakan.
C. RPS hanya boleh memuat standar internasional tanpa mempertimbangkan relevansi dengan konteks nasional dan kebutuhan industri di Indonesia.
D. RPS harus disusun secara umum tanpa memperhatikan tingkat capaian pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa.
E. RPS harus disusun secara fleksibel tanpa perlu ada keterkaitan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi.

Jawaban: A. RPS harus berisi tujuan pembelajaran yang jelas, metode pembelajaran yang sesuai, serta penilaian yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan.

Pembahasan: Dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), seorang dosen harus memperhatikan prinsip Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang mengatur kompetensi lulusan berdasarkan level pendidikannya. RPS harus memuat tujuan pembelajaran, metode pengajaran, dan sistem asesmen yang sesuai agar kompetensi lulusan dapat dicapai secara optimal. Dengan demikian, kurikulum yang diterapkan relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan ilmu pengetahuan.

8. Pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dalam pendidikan tinggi menekankan bahwa keberhasilan pembelajaran harus diukur berdasarkan hasil atau kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa. Dalam implementasi OBE, bagaimana strategi terbaik untuk memastikan mahasiswa mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan?

A. Memberikan mahasiswa kebebasan penuh untuk memilih metode belajarnya tanpa bimbingan dari dosen atau evaluasi capaian pembelajaran.
B. Menilai keberhasilan mahasiswa hanya berdasarkan nilai ujian akhir tanpa mempertimbangkan aspek keterampilan dan sikap profesional.
C. Menyusun kurikulum yang mengarahkan mahasiswa pada penguasaan keterampilan yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan ilmu pengetahuan.
D. Menghilangkan penilaian berbasis proyek atau praktik, sehingga pembelajaran hanya berfokus pada teori dan ujian tertulis.
E. Menerapkan metode pembelajaran yang seragam untuk semua mahasiswa tanpa mempertimbangkan gaya belajar dan kebutuhan mereka.

Jawaban: C. Menyusun kurikulum yang mengarahkan mahasiswa pada penguasaan keterampilan yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pembahasan: Pendekatan Outcome-Based Education (OBE) bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kurikulum, dosen harus merancang pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian keterampilan dan kompetensi spesifik, bukan hanya sekedar menyampaikan materi teori. Evaluasi keberhasilan pembelajaran juga harus mempertimbangkan berbagai aspek, seperti keterampilan praktik, pemecahan masalah, dan sikap profesional.

9. Seorang dosen ingin menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional bereputasi agar mendapatkan lebih banyak sitasi dan diakui dalam komunitas akademik global. Salah satu faktor utama yang harus diperhatikan dalam memilih jurnal internasional adalah indeksasi jurnal tersebut. Jurnal manakah yang termasuk dalam kategori jurnal internasional bereputasi?

A. Jurnal yang hanya tersedia dalam bentuk cetak tanpa indeksasi di database akademik mana pun.
B. Jurnal yang terindeks dalam Scopus atau Web of Science (WoS) dan memiliki impact factor.
C. Jurnal yang hanya menerima artikel dari satu universitas tertentu dan tidak melalui proses peer-review.
D. Jurnal yang menerbitkan artikel tanpa proses review dari pakar di bidangnya.
E. Jurnal yang tidak memiliki ISSN (International Standard Serial Number) tetapi sering dikutip dalam blog pribadi penulis.

Jawaban: B. Jurnal yang terindeks dalam Scopus atau Web of Science (WoS) dan memiliki impact factor.

Pembahasan: Jurnal internasional bereputasi adalah jurnal yang telah terindeks dalam database akademik global seperti Scopus dan Web of Science (WoS). Jurnal-jurnal ini menerapkan proses peer-review yang ketat, memiliki impact factor, serta mengikuti standar publikasi ilmiah internasional. Publikasi di jurnal bereputasi sangat penting untuk meningkatkan visibilitas riset dan kredibilitas akademik penulis.

10. Dalam penelitian akademik, metode penelitian kuantitatif sering digunakan untuk mengukur variabel secara objektif dan menghasilkan data numerik. Seorang dosen sedang meneliti hubungan antara penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan hasil akademik mahasiswa. Metode mana yang paling sesuai untuk penelitian kuantitatif ini?

A. Menggunakan wawancara mendalam dengan beberapa mahasiswa untuk mengeksplorasi pengalaman mereka dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
B. Mengumpulkan data menggunakan kuesioner terstruktur dengan skala Likert dan menganalisisnya menggunakan statistik inferensial.
C. Melakukan observasi partisipatif terhadap mahasiswa tanpa menggunakan alat ukur yang jelas.
D. Menganalisis makna penggunaan teknologi dalam pembelajaran berdasarkan perspektif mahasiswa melalui pendekatan fenomenologi.
E. Menggunakan pendekatan etnografi untuk mendeskripsikan pola penggunaan teknologi dalam kehidupan akademik mahasiswa.

Jawaban: B. Mengumpulkan data menggunakan kuesioner terstruktur dengan skala Likert dan menganalisisnya menggunakan statistik inferensial.

Pembahasan: Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengukur hubungan antar variabel secara objektif dengan menggunakan data numerik. Teknik yang umum digunakan adalah kuesioner terstruktur dengan skala pengukuran seperti Likert, serta analisis data dengan metode statistik seperti regresi atau korelasi. Pendekatan ini berbeda dengan penelitian kualitatif yang lebih berfokus pada eksplorasi makna dan pengalaman individu.

11. Dalam menjalankan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, seorang dosen harus memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan. Metode pengabdian kepada masyarakat berbasis riset memiliki keunggulan utama dalam aspek berikut:

A. Hanya berfokus pada peningkatan publikasi akademik tanpa memperhatikan dampak nyata bagi masyarakat.
B. Menyediakan solusi berbasis penelitian yang dapat diterapkan langsung dalam pemberdayaan masyarakat.
C. Mengabaikan kebutuhan spesifik masyarakat lokal dan hanya mengikuti tren penelitian global.
D. Mengutamakan pendekatan teoretis tanpa adanya implementasi nyata dalam kehidupan masyarakat.
E. Hanya melibatkan akademisi tanpa berkolaborasi dengan masyarakat atau pemerintah daerah.

Jawaban: B. Menyediakan solusi berbasis penelitian yang dapat diterapkan langsung dalam pemberdayaan masyarakat.

Pembahasan: Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis riset bertujuan untuk menerapkan hasil penelitian dalam menyelesaikan permasalahan nyata di masyarakat. Dengan metode ini, solusi yang diberikan tidak hanya berbasis teori, tetapi juga teruji secara empiris dan dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. PkM yang efektif seringkali melibatkan kolaborasi dengan masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya.

12. Dalam penulisan karya ilmiah, dosen dan peneliti sering kali mengacu pada standar penulisan yang telah ditetapkan oleh jurnal akademik. Salah satu komponen penting dalam publikasi ilmiah adalah sistematika penulisan artikel jurnal. Struktur penulisan yang umum digunakan dalam artikel ilmiah adalah sebagai berikut:

A. Pendahuluan – Metode – Hasil – Pembahasan – Kesimpulan
B. Pendahuluan – Kajian Literatur – Daftar Pustaka – Hasil Penelitian – Lampiran
C. Abstrak – Kesimpulan – Daftar Pustaka – Ucapan Terima Kasih
D. Daftar Pustaka – Pendahuluan – Kesimpulan – Hasil Penelitian
E. Kesimpulan – Hasil Penelitian – Metode – Pendahuluan

Jawaban: A. Pendahuluan – Metode – Hasil – Pembahasan – Kesimpulan

Pembahasan: Struktur penulisan karya ilmiah yang umum digunakan dalam jurnal akademik mengikuti format IMRAD (Introduction, Method, Results, and Discussion), yang terdiri dari:

Pendahuluan (Introduction): Menjelaskan latar belakang, tujuan, dan rumusan masalah penelitian.

Metode (Method): Menguraikan metode penelitian yang digunakan, termasuk teknik pengumpulan data dan analisisnya.

Hasil (Results): Menampilkan temuan penelitian dalam bentuk tabel, grafik, atau deskripsi.

Pembahasan (Discussion): Menganalisis hasil penelitian dan menghubungkannya dengan teori atau penelitian sebelumnya.

Kesimpulan (Conclusion): Merangkum temuan utama dan implikasinya.

13. Seorang dosen ingin meningkatkan kualitas asesmen dalam mata kuliahnya dengan menerapkan Assessment for Learning (AfL). Dalam konteks ini, manakah strategi yang paling sesuai dengan prinsip AfL?

A. Memberikan umpan balik formatif secara berkala untuk membantu mahasiswa memahami kesalahan dan memperbaiki pemahamannya.
B. Melakukan ujian akhir semester sebagai satu-satunya penilaian untuk menentukan kelulusan mahasiswa.
C. Memberikan tugas kelompok tanpa memberikan panduan atau rubrik penilaian yang jelas.
D. Menggunakan nilai ujian sebagai satu-satunya indikator keberhasilan mahasiswa tanpa memberikan umpan balik.
E. Menilai mahasiswa hanya berdasarkan partisipasi mereka di kelas tanpa adanya tes atau tugas individu.

Jawaban: A. Memberikan umpan balik formatif secara berkala untuk membantu mahasiswa memahami kesalahan dan memperbaiki pemahamannya.

Pembahasan: Assessment for Learning (AfL) adalah pendekatan asesmen yang bertujuan untuk membantu mahasiswa belajar dengan memberikan umpan balik formatif. Dosen harus memberikan evaluasi yang dapat digunakan mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman mereka sebelum melakukan asesmen sumatif (Assessment of Learning). Berbeda dengan Assessment of Learning (AoL) yang berfokus pada penilaian akhir, AfL digunakan sebagai bagian dari proses pembelajaran itu sendiri.

14. Dalam mengembangkan instrumen asesmen yang valid dan reliabel, seorang dosen harus memastikan bahwa soal ujian yang dibuat benar-benar mengukur kompetensi yang ingin diuji. Manakah prinsip utama yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen asesmen?

A. Menggunakan pertanyaan yang sangat sulit agar hanya mahasiswa terbaik yang bisa menjawab.
B. Menyusun soal dengan bahasa yang berbelit agar mahasiswa berpikir lebih keras saat menjawab.
C. Menyesuaikan soal dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPS dan memastikan kesesuaian antara tingkat kognitif soal dengan tujuan pembelajaran.
D. Menggunakan soal yang sama setiap tahun tanpa melakukan revisi atau uji coba kevalidan.
E. Hanya menggunakan soal pilihan ganda karena lebih mudah dalam proses penilaian.

Jawaban: C. Menyesuaikan soal dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPS dan memastikan kesesuaian antara tingkat kognitif soal dengan tujuan pembelajaran.

Pembahasan: Instrumen asesmen yang valid harus benar-benar mengukur kompetensi yang ingin diuji sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Selain itu, instrumen juga harus reliabel, artinya menghasilkan hasil yang konsisten jika digunakan pada mahasiswa dengan kemampuan yang sama. Penggunaan berbagai jenis soal (pilihan ganda, esai, studi kasus) juga penting untuk mengukur aspek kognitif yang berbeda sesuai dengan Taksonomi Bloom.

15. Dalam konteks integrasi ilmu pengetahuan dan Islam, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan keilmuan yang berbasis pada nilai-nilai Islam. Manakah pendekatan yang paling sesuai dengan konsep Islamisasi ilmu pengetahuan?

A. Mengabaikan ilmu umum dan hanya berfokus pada ilmu agama dalam kurikulum akademik.
B. Mengadopsi ilmu umum secara utuh tanpa mempertimbangkan nilai-nilai Islam.
C. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam ilmu umum dengan tetap mempertahankan objektivitas ilmiah.
D. Menolak semua konsep ilmu pengetahuan modern karena dianggap tidak sesuai dengan Islam.
E. Menggunakan pendekatan ilmiah murni tanpa ada kaitannya dengan nilai-nilai keislaman.

Jawaban: C. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam ilmu umum dengan tetap mempertahankan objektivitas ilmiah.

Pembahasan: Konsep Islamisasi ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengharmoniskan ilmu umum dengan nilai-nilai Islam. Dalam lingkungan akademik PTKIN, pendekatan ini dilakukan dengan memadukan konsep keislaman dengan ilmu sains, sosial, dan teknologi, sehingga menghasilkan wawasan yang lebih komprehensif. Integrasi ini tidak menghilangkan objektivitas ilmiah, tetapi justru memperkaya pemahaman keilmuan dengan perspektif Islam.

16. Dalam pembelajaran di PTKIN, integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum menjadi salah satu prinsip penting. Bagaimana cara efektif untuk mengimplementasikan konsep integrasi ilmu dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi?

A. Menggunakan pendekatan interdisipliner dengan mengaitkan kajian agama dan ilmu umum dalam setiap mata kuliah.
B. Memisahkan kurikulum agama dan ilmu umum secara ketat agar tidak saling bercampur.
C. Hanya mengajarkan ilmu agama dalam mata kuliah wajib tanpa memberikan pemahaman ilmu umum.
D. Mengutamakan metode ceramah satu arah tanpa ada diskusi interaktif antara ilmu agama dan ilmu umum.
E. Menghilangkan kajian keislaman dalam mata kuliah umum agar lebih objektif.

Jawaban: A. Menggunakan pendekatan interdisipliner dengan mengaitkan kajian agama dan ilmu umum dalam setiap mata kuliah.

Pembahasan: Integrasi ilmu dalam pendidikan tinggi Islam dapat dilakukan dengan pendekatan interdisipliner, yaitu mengaitkan kajian agama dan ilmu umum secara berimbang. Misalnya, dalam mata kuliah ekonomi, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori ekonomi konvensional, tetapi juga perspektif ekonomi Islam. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa memahami ilmu secara holistik, sesuai dengan nilai-nilai Islam dan perkembangan ilmu pengetahuan modern.

17. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi, banyak institusi mulai menerapkan E-learning dan Massive Open Online Courses (MOOC) sebagai bagian dari metode pembelajaran. Manakah pernyataan yang paling tepat mengenai keunggulan penerapan MOOC dalam pendidikan tinggi?

A. MOOC hanya dapat diakses oleh mahasiswa yang terdaftar secara resmi di perguruan tinggi tertentu.
B. MOOC memungkinkan akses pembelajaran secara terbuka dan fleksibel, sehingga siapa saja dapat belajar tanpa batasan geografis.
C. MOOC tidak efektif karena mahasiswa sulit memahami materi tanpa interaksi langsung dengan dosen.
D. Pembelajaran melalui MOOC tidak memerlukan adanya evaluasi atau asesmen bagi peserta didik.
E. MOOC hanya digunakan untuk pelatihan profesional dan tidak relevan dengan pendidikan akademik.

Jawaban: B. MOOC memungkinkan akses pembelajaran secara terbuka dan fleksibel, sehingga siapa saja dapat belajar tanpa batasan geografis.

Pembahasan: MOOC (Massive Open Online Courses) adalah sistem pembelajaran daring yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa perlu terdaftar sebagai mahasiswa di institusi tertentu. Keunggulannya adalah fleksibilitas waktu dan akses, sehingga peserta dari berbagai latar belakang dan lokasi dapat memperoleh ilmu tanpa batasan geografis. MOOC sering digunakan untuk pendidikan akademik maupun pelatihan profesional, dengan fitur asesmen dan interaksi melalui forum diskusi.

18. Dalam upaya meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa, beberapa perguruan tinggi mulai menggunakan Virtual Reality (VR) dalam pembelajaran. Manakah keunggulan utama dari penggunaan teknologi VR dalam dunia pendidikan?

A. Memberikan pengalaman belajar yang immersive, sehingga mahasiswa dapat memahami konsep yang abstrak dengan lebih baik.
B. Menggantikan sepenuhnya metode pembelajaran konvensional di kelas.
C. Membatasi interaksi langsung antara mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran.
D. Hanya dapat diterapkan dalam bidang pendidikan teknologi dan kedokteran.
E. Tidak memerlukan perangkat khusus dalam penggunaannya.

Jawaban: A. Memberikan pengalaman belajar yang immersive, sehingga mahasiswa dapat memahami konsep yang abstrak dengan lebih baik.

Pembahasan: Virtual Reality (VR) dalam pembelajaran memungkinkan mahasiswa mengalami lingkungan simulasi yang mendekati realitas, sehingga mempermudah pemahaman terhadap konsep yang sulit dijelaskan secara konvensional. Teknologi ini banyak digunakan dalam bidang kedokteran, teknik, arsitektur, dan ilmu lainnya yang membutuhkan visualisasi kompleks. Namun, VR tidak menggantikan sepenuhnya metode tradisional, melainkan menjadi alat pendukung yang memperkaya pengalaman belajar.

19. Dalam menjalankan tugas akademiknya, seorang dosen harus mematuhi kode etik profesi agar dapat menjalankan perannya dengan profesional. Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, manakah prinsip utama yang harus dijunjung tinggi oleh seorang dosen dalam menjalankan profesinya?

A. Menyebarkan informasi akademik secara bebas tanpa mempertimbangkan keabsahan dan etika ilmiah.
B. Menerima segala bentuk hadiah atau kompensasi dari mahasiswa sebagai bentuk apresiasi atas pengajaran yang diberikan.
C. Menjalankan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi integritas, kejujuran, dan tanggung jawab.
D. Menggunakan kewenangannya untuk memberikan nilai kepada mahasiswa berdasarkan kedekatan personal.
E. Menghindari publikasi ilmiah agar tidak terbebani dengan kewajiban akademik yang terlalu berat.

Jawaban: C. Menjalankan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi integritas, kejujuran, dan tanggung jawab.

Pembahasan: Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menegaskan bahwa dosen wajib menjalankan tugasnya dengan menjunjung tinggi integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Kode etik dosen melarang tindakan plagiarisme, penyalahgunaan wewenang, serta tindakan tidak etis dalam hubungan akademik dengan mahasiswa maupun kolega. Selain itu, dosen bertanggung jawab dalam penelitian dan publikasi ilmiah sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.

20. Seorang dosen yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki hak dan kewajiban tertentu sesuai regulasi yang berlaku. Berdasarkan peraturan terkait jabatan akademik dosen ASN, manakah pernyataan yang benar mengenai hak dosen ASN?

A. Berhak mendapatkan kenaikan jabatan akademik secara otomatis tanpa evaluasi kinerja.
B. Memiliki hak untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah sebagai bagian dari pengembangan profesinya.
C. Berhak mengajar di perguruan tinggi lain tanpa izin dari institusi tempatnya bekerja.
D. Dapat menolak tugas pengabdian kepada masyarakat karena bukan bagian dari tanggung jawabnya.
E. Tidak memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kompetensinya setelah mendapatkan gelar akademik tertinggi.

Jawaban: B. Memiliki hak untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah sebagai bagian dari pengembangan profesinya.

Pembahasan: Dosen yang berstatus ASN memiliki hak untuk mengembangkan keilmuannya melalui penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Kenaikan jabatan akademik tidak diberikan secara otomatis, melainkan melalui evaluasi kinerja berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, dosen ASN wajib memperoleh izin dari institusi jika ingin mengajar di perguruan tinggi lain. Mereka juga memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, seminar, dan kegiatan akademik lainnya.

Siapkan Diri Anda untuk Seleksi CPNS & PPPK 2025!

Uji kemampuan Anda dengan 200 soal SKB Dosen Kemenag lengkap dengan pembahasannya! Latihan soal ini dirancang sesuai kisi-kisi agar Anda lebih siap menghadapi ujian. Klik simulasi.casn.or.id atau banner di atas dan mulai persiapan Anda hari ini!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Kategori Artikel